Jumat, 03 Januari 2025

positifisme: Pengetahuan Berdasarkan Fakta dan Pengetahuan

 


Positivisme adalah aliran filsafat yang menegaskan bahwa pengetahuan sejati hanya dapat diperoleh melalui fakta-fakta yang dapat diamati dan pengalaman empiris. Aliran ini dikembangkan oleh Auguste Comte pada abad ke-19 sebagai respons terhadap spekulasi metafisik yang tidak dapat diuji secara ilmiah. Positivisme mengarahkan fokus pada ilmu pengetahuan sebagai sarana utama untuk memahami dan menjelaskan dunia.  

Comte membagi perkembangan pemikiran manusia ke dalam tiga tahap: tahap teologis, di mana fenomena dijelaskan melalui kekuatan supranatural. tahap metafisik, yang mencari penjelasan abstrak; dan tahap positif, di mana pengetahuan berdasarkan observasi dan eksperimen menjadi dasar utama. Pada tahap positif ini, ilmu pengetahuan memainkan peran penting dalam membantu manusia memecahkan masalah-masalah nyata di dunia.  

Positivisme menolak validitas klaim yang tidak dapat diverifikasi melalui metode ilmiah. Oleh karena itu, aliran ini mendorong penggunaan data empiris dan logika dalam pengambilan keputusan. Kritik terhadap positivisme muncul karena dianggap mengabaikan aspek-aspek non-materiil dalam kehidupan, seperti nilai, moralitas, dan pengalaman subjektif.  

Dalam dunia modern, positivisme memberikan landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Filosofi ini mendorong pendekatan berbasis bukti dalam berbagai bidang, mulai dari kesehatan hingga kebijakan publik, membantu menciptakan masyarakat yang lebih rasional dan terorganisasi. Meskipun demikian, pemahaman tentang keterbatasan positivisme penting agar tidak sepenuhnya mengesampingkan aspek-aspek humanistik dalam kehidupan manusia.

baca juga..Relativisme..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Filsafat dan Teknologi: Dampaknya terhadap Kehidupan Manusia

  image: dosenmuslim.com Kemajuan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Dari cara ...