Pragmatisme adalah aliran filsafat yang menilai kebenaran berdasarkan manfaat praktis dan hasil yang dihasilkan oleh suatu ide atau tindakan. Aliran ini menekankan bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang absolut, melainkan harus diuji melalui pengalaman dan praktik. Tokoh-tokoh utama pragmatisme, seperti Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey, memberikan kontribusi besar dalam membentuk pandangan ini.
imagesource: www.freedomsiana.id
Charles Sanders Peirce memulai gagasan pragmatisme dengan prinsip bahwa makna sebuah konsep ditentukan oleh konsekuensi praktis yang dapat diamati. William James kemudian mengembangkan pragmatisme sebagai pendekatan untuk mengevaluasi kebenaran berdasarkan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Ia berpendapat bahwa sebuah ide dapat dianggap benar jika membantu individu menghadapi tantangan atau mencapai tujuan mereka. Sementara itu, John Dewey menekankan pentingnya pemikiran pragmatis dalam pendidikan dan reformasi sosial, di mana pembelajaran harus berbasis pengalaman nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks mahasiswa, pragmatisme mengajarkan pentingnya menghubungkan teori dengan praktik. Filosofi ini relevan ketika menghadapi masalah-masalah nyata, seperti memilih metode belajar yang efektif, mengevaluasi ide-ide baru, atau membuat keputusan yang berdampak langsung pada kehidupan. Dengan memahami pragmatisme, mahasiswa diajak untuk tidak hanya merenungkan kebenaran, tetapi juga menguji dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan perubahan yang berarti.
baca juga..Humanisme..






.jpg)



.jpg)
