Senin, 06 Januari 2025

Peripatetik: Mengintegrasikan Filsafat Yunani dan Islam

 


Aliran Peripatetik dalam filsafat Islam merupakan adaptasi dari filsafat Aristoteles yang dikembangkan oleh filsuf Muslim seperti Al-Farabi dan Ibn Sina. Aliran ini dikenal dengan pendekatan rasional dan logis untuk memahami realitas, sembari tetap mempertahankan landasan keimanan Islam.

Al-Farabi, sering disebut sebagai "Guru Kedua" setelah Aristoteles, mengembangkan gagasan tentang negara ideal yang memadukan kebijaksanaan filosofis dengan nilai-nilai agama. Ia juga memperkenalkan konsep akal aktif, yang berfungsi sebagai penghubung antara dunia materi dan dunia intelektual. Gagasan ini sangat memengaruhi filsafat Barat, terutama pada masa Renaisans.

Ibn Sina, tokoh terkemuka aliran ini, memperluas metafisika Aristoteles dengan konsep eksistensi dan esensi. Dalam karya monumentalnya, Al-Syifa dan Al-Najat, ia menjelaskan bahwa Tuhan adalah "Wajibul Wujud" yang menjadi sumber segala keberadaan. Pendekatannya menekankan harmoni antara akal dan wahyu, menunjukkan bagaimana filsafat dapat memperdalam pemahaman agama.

Namun, aliran Peripatetik juga menuai kritik dari tokoh seperti Al-Ghazali, yang menilai pendekatan mereka terlalu mengandalkan akal hingga mengabaikan aspek spiritual. Meski begitu, kontribusi aliran ini tetap monumental dalam memperkaya tradisi intelektual Islam dan memengaruhi pemikiran global.

baca juga https://dzyinformation.blogspot.com/2025/01/isyraqiyyah-filsafat-pencerahan-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Filsafat dan Teknologi: Dampaknya terhadap Kehidupan Manusia

  image: dosenmuslim.com Kemajuan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Dari cara ...