Kamis, 09 Januari 2025

Filsafat Modern: Pembebasan Akal dari Dogma

 

Filsafat modern dimulai pada abad ke-17, ketika para filsuf mulai mengutamakan akal manusia dan pengamatan empiris daripada otoritas agama atau tradisi. Tokoh seperti René Descartes, Immanuel Kant, dan John Locke mengembangkan pemikiran yang mengarah pada pencerahan akal dan kebebasan individu.

René Descartes, yang dikenal sebagai "Bapak Filsafat Modern," memulai pemikirannya dengan keraguan metodis, yang dikenal dalam ungkapan "Cogito, ergo sum" (Saya berpikir, maka saya ada). Descartes berpendapat bahwa akal adalah sumber utama pengetahuan yang dapat diandalkan, dan bahwa segala sesuatu yang tidak bisa dibuktikan dengan akal harus diragukan.

Immanuel Kant, salah satu filsuf terbesar dalam tradisi modern, mengembangkan teori "kritik" yang mengajukan bahwa pengetahuan kita terbatas oleh struktur akal kita. Dalam karya Critique of Pure Reason, ia menjelaskan bahwa kita hanya bisa mengetahui fenomena (apa yang tampak), sementara noumena (realitas yang sesungguhnya) tidak bisa dijangkau oleh indera kita. Kant memandang bahwa kita tidak hanya tahu dunia melalui indera, tetapi juga melalui kategori-kategori akal yang terstruktur.

John Locke, seorang filsuf empiris, berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman. Dalam An Essay Concerning Human Understanding, ia menjelaskan bahwa manusia lahir dengan pikiran yang kosong (tabula rasa), dan bahwa semua pengetahuan dibentuk oleh pengalaman inderawi. Pemikirannya berpengaruh besar pada perkembangan teori-teori pendidikan dan politik liberal di dunia Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Filsafat dan Teknologi: Dampaknya terhadap Kehidupan Manusia

  image: dosenmuslim.com Kemajuan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Dari cara ...